Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) Jawa Barat bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Telkom menggelar Silaturahim Idul Fitri 1440 H, pada Kamis (04/07) bertempat di Kampus Telkom University Jalan Telekomunikasi No.1 Bandung.
Dalam acara ini juga digelar Seminar Sinergisitas Pendidikan Tinggi, serta penandatanganan MOU antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Jawa Barat, ABP-PTSI Jawa Barat, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) IV Jawa Barat Banten, serta Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)IV A Jawa Barat.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Pendidikan Telkom Dr. Ir. Dwi S. Purnomo,MM, Gubernur Jawa Barat yang diwaliki oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan Drs.H. Dady Iskandar,MM, Ketua KADIN Jawa Barat Tatan Pria Sudjana, SE, Rektor Telkom University Prof. Dr. Adiwijaya,S.Si.,M.Si, Kepala LLDIKTI IV Jawa Barat dan Banten Prof. Dr. Uman Suherman, AS.,M.Pd, Ketua ABP-PTSI Pusat Prof. Dr. Thomas Suyatno, Ketua Pengurus ABP-PTSI Jawa Barat Drs. Sali Iskandar, Ketua APTISI IV A Jawa Barat Prof. Dr. Eddy Jusuf,Sp.,M,Si.,M.Kom
Kerjasama mencakup pendidikan jangka panjang, jangka pendek dan atau pelatihan, dalam rangka menciptakan sebanyak-banyaknya “tenaga profesional” dengan kualifikasi nasional dan internasional.
Ketua Yayasan Pendidikan Telkom Dr. Dwi S. Purnomo selaku tuan rumah acara Silaturahim Idul Fitri 1440 H mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan silaturahim ini terlebih tidak hanya diikuti oleh penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Barat tapi juga mempertemukan dengan dunia usaha dan pemerintah.
“Tentunya perlu ada sinergisitas antara perguruan tinggi, dunia usaha dan pemerintah, agar ada link & match. Melalui acara ini diharapkan memberi dampak yang positif pada dunia pendidikan tinggi di Jawa Barat khususnya dan umumnya di Indonesia,”ucapnya.
Ketua YPT mengatakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus dapat memberikan kontribusi pada negara, karena jumlah PTS lebih banyak dari pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dari sisi kualitas, saat ini PTS juga tidak kalah dengan PTN, bahkan banyak sudah lebih baik daripada PTN.
“Kita harus bergandengan tangan, baik itu antara PTS maupun antara PTS dan PTN untuk memajukan kehidupan bangsa. Mari bersama-sama untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik melalui Pendidikan,” jelasnya.
Tantangan Jawa Barat
Sementara itu, Ketua Pelaksana Silaturahmi & Seminar/Wakil Sekjen Asosiasi BP PTSI Jabar Lili Irahali mengatakan Jawa Barat dengan populasi penduduk 46 juta, angkatan kerja yang besar, serta potensi ekonomi yang menjanjikan memerlukan strategi pembangunan yang tepat sebagaimana dicanangkan dalam Visi Jawa Barat. Salah satu yang terpenting adalah IPM (Index Pembangunan Manusia), dan APK PT (Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi) yang sangat perlu ditingkatkan untuk mendukung Visi tersebut.
“Disinilah peran dunia pendidikan tinggi dan dunia industri, pemerintah, serta stakeholder lainnya untuk bersinergi mengembangkan potensi sumberdaya manusia Jawa Barat sesuai dengan dinamika industri & bisnis, serta serta era Industri 4.0,”ucapnya.
MOU sebagai langkah awal ini akan ditindaklanjuti dalam kerjasama implementatif yang dapat mewujudkan kerjasama tersebut. Paling tidak, Jawa Barat harus memiliki peta jalan (Road map) langkah-langkah taktis mulai tahun 2020 sampai dengan 2030 sebagai rujukan pengembangan sumber daya manusia Jawa Barat sesuai standar kompetensi, kualifikasi nasional dan global.
“Sumber daya manusia yang tepat dan berkesinambungan dalam menjawab era Revolusi Industri 4.0 perlu dipahami, dan memenuhi persyaratan menuju standar kompetensi dan kualifikasi nasional maupun global. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan kedudukan Jawa Barat yang kompetitif, serta memberi daya tarik bagi investor,”jelasnya. (Purel/YPT)