Tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak pernah mengalami kesulitan, yang membedakan satu dengan lainnya adalah bagaimana cara menghadapi kesulitan tersebut. Apakah akan berbuah manis atau semakin menenggelamkan seseorang dalam keterpurukan.
Ust. Ahmad Humaedi dalam Jiwa Sehat Ruhani Mantap (Jihat Iman) yang digelar pada Selasa (26/03) di Ruang Educafe, Kantor Badan Pelaksana Harian Yayasan Jalan Cisanggarung No. 2 Bandung mengupas mengenai ”Sesudah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan”.
Sesungguhnya kata Ust Ahum begitu panggilan akrabnya, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah :185 bahwa “Allah SWT menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu,”. Itu artinya dalam setiap kesulitan, selalu ada jalan keluar yang menyertainya. Hanya saja tergantung dari cara kita menyikapi masalah atau kesulitan yang dihadapi.
Bahkan Allah menjanjikan dalam satu kesulitan akan muncul dua kemudahan, inilah teori Allah. Lalu mengapa hidup kita terasa sulit? Barangkali karena kita masih menggunakan teori manusia/ merasionalkan segala hal. Padahal janji Allah tersebut perlu diimani bukan dirasionalkan.
Karena kesulitan atau masalah dalam hidup tak mungkin dihindarkan, lalu bagaimanakah agar bisa menghadapinya dengan tenang?
Yang pertama kata Ust Ahum, adalah sabar (tidak pernah mengeluh) dan ridho (menerima dengan lapang hati), tipe orang yang memiliki sifat sabar dan ridho seperti bola pingpong, semakin ditekan maka dia akan semakin kencang.
Kedua adalah berfikir positif, yang ketiga adalah takwa (nilai keshalihan paling tinggi) dan tawakal (doa dan ikhtiar dilakukan secara beriringan).
Inilah spirit yang harus terus dijaga dalam diri kita, sehingga kesulitan apapun tak akan pernah membuat kita lemah. Sebaliknya membuat kita kuat, karena berbagai ikhtiar yang kita lakukan ditambah dengan doa, dikuatkan dengan menyerahkan / memasrahkan hasilnya pada Allah SWT. (Purel/YPT)