TUK Fakultas Ekonomi Bisnis Telkom University menyelenggarakan Seminar Nasional Sertifikasi Manajemen Risiko Berbasis ISO pada Sabtu (2/5), diikuti oleh peserta sebanyak 646 yang terdiri dari 33% pihak internal dan 67% pihak ekstenal Telkom University. Seminar ini diselenggarakan melalui video conference dan disiarkan langsung pada Youtube Channel Telkom University. Dalam seminar ini juga dibuka program donasi untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.
Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya dengan mengusung tema “Economic Turbulence: Managing Organizational Risk Due to Covid-19” bersama narasumber yaitu Dr. Dadan Rahadian selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Telkom University dan Yusuf Munawar, S.E., M.E., ERMCP, CCGO, QRMP selaku Ketua LSP Mitra Kalyana Sejahtera.
Dalam seminar tersebut Dr. Dadan Rahadian menjelaskan bahwa Pandemi Covid-19 merupakan bencana global yang bagus untuk kita memahami bagaimana risiko. Sayangnya, risiko itu penangannya sangat bergantung pada pengalaman setiap orang yang menanganinya. Artinya semakin pakar seseorang memahami suatu risiko, biasanya secara pengalaman orang tersebut akan lebih paham mencari solusinya bagaimana mencari solusinya untuk meminimalisir risiko.
“Pandemi Covid-19 ini Saya kira hampir di seluruh dunia itu belum ada pengalaman yang cukup spesifik dalam penangannya. Dampak dari krisis itu sendiri dapat menurunkan aktivitas ekonomi sebesar 2%,” ucapnya.
Dr. Dadan juga menambahkan bahwa seorang risk manager harus dapat melihat risiko yang dampaknya jangka panjang. Meskipun persentase tersebut merupakan sebuah hipotesis, tapi ini dapat menjadi sebuah indikator untuk kita dan pemerintah dapat segera melakukan recovery sehingga penurunan ekonomi tidak berlarut.
Kemudian dalam seminar tersebut Yusuf Munawar menjelaskan bahwa dalam melakukan manajemen risiko diperlukan peran pimpinan atau leadership. Seorang pimpinan harus memiliki kompetensi membaca situasi dan kondisi karena risiko ini merupakan sebuah antisipasi terhadap sesuatu yang belum terjadi.
“Ada pandangan yang sama hampir di seluruh perusahaan terhadap manajemen risiko ini, karena kebanyakan ketika mendengar risiko itu terkesan negatif atau ada suatu penolakan. Di sini peran dari pimpinan yaitu merubah pandangan negatif tersebut terhadap manajemen risiko,” ucapnya.
Yusuf Munawar juga menambahkan pada situasi seperti saat ini setiap perusahaan mewajibkan sistem work from home, namun pada sistem WFH ini juga dapat menimbulkan budaya yang tidak baik seperti para pegawai yang tidak memiliki integeritas dan komitmen yang tinggi karena tidak terkontrol secara langsung.
Dengan diselenggarakannya seminar ini, diharapkan dapat saling berbagi informasi kondisi terkini dan sebagai sarana berkomunikasi antara Komunitas Manajemen Risiko Berbasis ISO khususnya para pemegang sertifikasi ISO.(Purel/Tel-U)