Mewabahnya Virus Corona atau Corona Virus Disease (COVID 19) di berbagai negara telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri di masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Agar tidak terjadi kepanikan, maka kita harus mengenal mengenai COVID 19 dan bagaimana cara pencegahannya.
Melalui acara Jumat Jujur Jadi Juara (4J), Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) bersinergy dengan Yayasan Kesehatan (Yakes) Telkom menggelar sosialisasi terkait COVID 19 di Ruang Educafe Kantor Lakhar (YPT) Jalan Cisanggarung No.2 Bandung. Acara ini menghadirkan nara sumber dr Dessy Ayu Pratiwi dari Yakes Telkom dan diikuti oleh seluruh pegawai Kantor Lakhar serta disiarkan secara langsung melalui live streaming youtube dan IGS YPT (bagi pegawai YPT Group non Lakhar).
dr Dessy Ayu Pratiwi mengatakan COVID 19 awalnya berasal dari hewan, kemudian mulai menulari manusia, hingga kini telah menjangkiti berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Seseorang yang terjangkit COVID 19 ditandai dengan gejala demam/meriang disertai nyeri kepala, batuk/sakit tenggorokan (pilek), sesak/sulit bernafas (frekuensi nya 30x per menit) dan penyerta diare dan nyeri otot.
“Gejalanya mirip dengan flu, namun jika seseorang telah bepergian keluar negeri atau kontak dengan seseorang yang terinveksi COVID 19 dalam kurun waktu 14 hari, harus menjalani pemeriksaan,”terangnya.
Terdapat beberapa kriteria pasien COVID 19, yaitu kontak erat, Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien dengan Pengawasan (PDP),Kasus Probabel.
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dalam radius 1 meter dengan pasien dalam pengawasan, probabel atau konfirmasi) termasuk tenaga medis, orang tinggal serumah, orang bekerjasama dengan pasien.
“Pada orang dengan resiko tinggi dilakukan observasi dan pengambilan spesimen, pemantauan dilakukan 14 hari sejak kontak terakhir .Jika ada gejala gejala demam (≥380C) atau batuk / pilek / nyeri tenggorokan dalam 14 hari terakhir segera ke rumah sakit,”jelasnya.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) adalah seseorang yang mengalami demam (≥380C) atau ada riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala. Atau melakukan perjalanan ke negara yang telah terinveksi pada 14 hari terakhir.
“ODP harus isolasi diri di rumah, kondisinya dipantau selama 14 hari oleh petugas kesehatan layanan primer dengan berkoordinasi dengan Dinkes setempat. Jika selama masa pemantauan gejala berlanjut selama 14 hari maka segera ke rumah sakit,”terang dr Dessy.
Pasien dengan Pengawasan (PDP) adalah seseorang yang mengalami demam (≥380C) atau ada riwayat demam,batuk / pilek / sakit tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat dan ada riwayat perjalanan ke negara terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala. Tindakan penanganan berupa isolasi di rumah sakit, Identifikasi dan pemantauan terhadap kontak erat (keluarga maupun petugas kesehatan yang kontak).
Kasus Probabel adalah Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus. Untuk penanganan diisolasi di rumah sakit.
Lalu seperti apa pencegahan yang dapat dilakukan? dr Dessy menjelasakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan COVID 19 sesuai dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Makan dengan gizi seimbang, makanlah makanan yang dimasak sempurna dan jangan makan daging hewan yang berpotensi menularkan. Kemudian, minum air delapan gelas per hari, tidak merokok, olah raga secara teratur dan istirahat cukup, serta menjaga kebersihan lingkungan,”tuturnya.
Yang tidak kalah penting adalah cuci tangan dengan sabun, mencuci tangan menjadi salah satu cara ampuh untuk menjaga kebersihan tangan, namun seperti apakah cara mencuci tangan yang baik dan benar. dr Dessy mencontohkan melalui gerakan joget ala tiktok yang seru.
“Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, pertama cuci dimulai dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, buku jari, dan jempol,”begitu jelasnya.
dr Dessy juga menganjurkan bagi yang sedang batuk, sebaiknya menggunakan masker dan jika batuk tutup dengan tangan dan setelah itu cuci tangan. Bila muncul demam dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan dan terakhir jangan lupa untuk berdoa agar kita dan keluarga terhindar dari COVID 19.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan pegawai semakin aware untuk menjaga kesehatan dan memproteksi diri. Upaya maksimal tentunya harus terus dilakukan, melindungi diri berarti melindungi keluarga dan orang-orang disekeliling, mari kita tanggap terhadap COVID 19. (Purel/YPT)