Selasa (9/5) YPT melalui Direktorat Development and Performance Management (DPM) menggelar workshop pengamanan pendapatan anak perusahaan & lembaga YPT 2017 yang dihadiri oleh seluruh lembaga dan anak perusahaan dibawah naungan YPT antara lain BTP, TPCC, PT. BUT, PT. SPM, PT Radio KLZ, dan PT. Trengginas Jaya.
Sebelum workshop dimulai, AVP HC Partner 01 Dwi Joko P membacakan surat keputusan dengan nomor KEP.0223/00/DGA-03/YPT/2017 yang menetapkan Lementina Manurung, Ir., M.M sebagai Direktur Utama PT. Shandy Putra Makmur (PT. SPM). Surat keputusan ini lalu diserahkan langsung oleh Ketua YPT Dwi S Purnomo yang turut diundang untuk membuka kegiatan workshop.
Selanjutnya Dir. General Support Adya Rahadi memaparkan mengenai Kinerja Keuangan YPT di tahun 2015-2016. Menurut hasil audit, pada tahun 2016 terjadi pertumbuhan asset disebabkan net-off transaksi YPT-YSPT karena penggabungan Yayasan dan berkurangnya kewajiban. Selain itu, Adya juga memaparkan mengenai objek-objek yang perlu diperbaiki.
? ?Ada tiga hal atau tiga objek yang perlu diperbaiki di tahun 2017 ini. Yang pertama adalah struktur modal optimal, usulan restrukturisasi hutang dan payout ratio untuk pengembangan lemdik,” tuturnya.
Acara workshop dilanjutkan dengan arahan dari Dwi S Purnomo selaku Ketua YPT. Dalam arahannya, Dwi, dihadapan para petinggi Anak Perusahaan serta Lembaga mengatakan bahwa saat ini Yayasan harus fokus untuk terus memperkuat pondasi agar Yayasan tidak bergantung pada satu lembaga saja, melainkan seluruhnya yaitu 55 lembaga juga harus diperkuat. Karena menurutnya jika Yayasan hanya bergantung pada satu lembaga saja, ketika satu lembaga tersebut goyah maka Yayasan juga akan ikut goyah.
? ?Alhamdulillah, saat ini pondasi Yayasan semakin kuat karena seluruh lembaga sudah berkontribusi dengan positif. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada BTP yang saat ini sudah mulai memberikan kontribusi yang positif bagi Yayasan. Selanjutnya kita harus masuk ke area yang masih kurang untuk men-support,” ungkap Dwi dihadapan para peserta workshop.
Selain itu Dwi juga menegaskan kepada para peserta workshop bahwa ada empat faktor atau pekerjaan yang tidak boleh dilepas oleh Yayasan yaitu SDM, Keuangan, SOTK dan Sarana Prasarana/Asset.
? ?Yayasan sebagai penyelenggara itu tidak boleh ikut campur di lapangan tetapi apabila terjadi suatu masalah yang berkaitan dengan asset seperti Demo yang dilakukan GMBI mengenai tanah, maka Yayasan yang akan turun tangan karena itu berkaitan dengan asset Yayasan,” jelasnya.
Dengan mengucap Basmalah, Dwi S. Purnomo secara resmi membuka acara workshop. Selanjutnya, empat anak perusahaan yaitu PT. SPM, PT. BUT, PT. Trengginas Jaya dan PT. Radio KLZ memberikan dana CSR kepada YPT untuk beasiswa yang ditandai dengan tanda penyerahan kepada Dwi S. Purnomo selaku Ketua Yayasan.
Setelah resmi dibuka, acara workshop ini langsung dikawal oleh Dir. DPM Wiwin Aminah. Mengawali workshop ini, Wiwin menjelaskan mengenai Basis Penilaian Performansi AP. Menurutnya selain fokus pada project dan revenue yang dihasilkan, juga harus diperhatikan cashflow serta resikonya.
? ?Jangan sampai kita menanamkan modal dengan jumlah yang besar tetapi perputarannya sedikit. Kita juga harus memperhatikan Cost of Money-nya,” jelasnya.
Selanjutnya Wiwin juga menjelaskan bahwa kepuasan customer juga sangat penting karena apabila customer puas maka kita akan menjadi rekan bisnisnya. Dari sisi internal, Wiwin menjelaskan mengenai menjaga kekompakan dalam perusahaan agar tidak ada whistle blower yang akan membocorkan informasi serta dokumen keluar.
Di akhir paparannya, Wiwin mengatakan bahwa seluruh perusahaan serta lembaga harus saling bersinergi khususnya dari segi Research & Development.
“Kita disini harus saling bersinergi, sebagai contoh, apabila ada inovasi yang dikembangkan oleh BTP maka produknya dapat dibantu dipasarkan oleh anak perusahaan lainnya maupun sebaliknya ” pungkasnya. (MG Purel/YPT)