Diunggah pada 02 Oktober 2018, pukul 14:58
Dunia industri swasta dan BUMN di Indonesia sangat membutuhkan peran universitas dan mahasiswa yang mampu mengembangkan aplikasi dibidang Teknologi Informatika (TI) dalam menjalankan revolusi industri 4.0.
“Perusahaan industri swasta dan pemerintah harus menggandeng pihak universitas dan mahasiswa khususnya di bidang Teknnologi Informatika untuk mengawal revolusi industri 4.0 sehingga kehadiran dari akademisi dapat menguntungkan industri,”kata Direktur Utama Biofarma Rahman Roestan saat memaparkan presentasinya Disruptive Technology : advance In Transforming Life and Businnes In Indonesia di acara Leaders Talk Bandung ICT EXPO 2018 di Trans Convention Center, di Bandung, Sabtu (29/09/2018).
Roestan mengakui Biofarma pernah mengalami kesulitan dalam mengembangkan industry Biofarma dikarenakan belum memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam bidang IT. Dalam Tahun terakhir Biofarma pun membuka diri dengan merekrut lulusan IT untuk lebih mengembangkan lagi industri di Biofarma.
“Sebelumnya Biofarma sulit mendapatkan SDM bidang IT. Dengan adanya lulusan dari Telkom University, Biofarma terbantu untuk menjalankan aktifitasnya,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Roslan juga menyampaikan dukungannya apabila Telkom University membuka jurusan prodi Bioinformatika. Menurutnya, Bioinformatika sangat dibutuhkan di Indonesia khususnya bagi Biofarma.
“Saat ini kita butuh ahli memilah dan memahami data-data dalam jumlah besar (Big Data) dalam bidang biologis, genetik, ilmu dan teknologi pangan,” ujarnya. (Purel/Telkom University)