Pandemi COVID 19 telah berdampak luas pada berbagai aktifitas manusia, salah satunya adanya himbauan untuk menjaga jarak. Hal ini membuat ibadah shaum di bulan Ramadhan yang dijalankan menjadi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Namun bagaimanakah agar kita tetap dapat mencapai goal dari ibadah shaum atau hidup kita di tengah pandemic ini?
Yayasan Pendidikan Telkom menggelar kegiatan Jiwa Sehat Ruhani Mantap (Jihat Iman) pada Rabu (13/05) bekerjasama dengan DKM Masjid Al-Fath, Yayasan Kesehatan Telkom dan Telkom Property mengupas sebuah tema yang menarik yaitu Strategi Berdamai dengan COVID 19 dan Mencapai La’allakum Tattaqun dengan menghadirkan pemateri Ustadz Gozalie Abdillah Rahman. Dikarenakan saat ini para pegawai tengah menjalankan Work From Home, maka Jihat Iman digelar melalui video conference dan live streaming youtube.
Ustadz Gozalie mengatakan di tengah upaya maksimal pencegahan dan penyebaran COVID 19, saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk memiliki mindset baru, bagaimana merubah wabah menjadi berkah.
“Ambillah sisi positif dari kondisi saat ini, jangan biarkan diri kita terus dirundung kegelisahan, ketakutan. Dengan melihat sisi postifnya semua ini akan menjadi menjadi berkah dan tujuan akhirnya adalah kita hanya takut kepada Allah,”jelasnya.
Dari sekian banyak berkah yang dapat diperoleh dengan adanya pandemi COVID 19 ini antara lain, setiap keluarga memiliki waktu kebersamaan yang lebih lama di rumah bersama pasangan dan anak-anak. Segala aktifitas bekerja dan belajar saat ini dilakukan di rumah, hal ini dapat membuat keluarga semakin erat.
“Mari kita kembali ke fitrah, makmurkanlah rumah kita, jadikanlah sebagai tempat ibadah, agar baiti jannati, rumahku surgaku. Hari ini saatnya, tidak ada kata terlambat, ga ada kata nanti dulu, ayo kita bangun keberkahan dari rumah kita sendiri,”jelasnya.
Dengan adanya pandemi COVID 19 ini menjadi saat yang tepat bagi kita untuk merenung, untuk lebih mensyukuri banyak nikmat, salah satunya adanya kelapangan dan kemudahan. Saat ini kita menyadari betapa kelapangan waktu dan kemudahan beribadah dan beraktifitas itu adalah sebuah nikmat yang luar biasa. Ketika nikmat tersebut dicabut, benar-benar terasa efeknya. Sehingga setelah semua ini usai, kita jadi lebih bisa memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang postif dan lebih bersemangat ibadah, karena kita tidak pernah akan tahu kapan datangnya kesulitan, ditengah segala kemudahan yang kita rasakan.
“Yakinlah kondisi ini akan lebih baik, bagi kita semuanya Insyallah. Saat ini kita diberikan waktu istriahat sebentar, supaya bisa fresh dan lebih baik. Allah sedang seleksi supaya kita belajar sabar hingga meraih taqwa, dan pada akhirnya terpilih sebagai hambanya yang takwa , inilah muara atau akhir dari perjalanan kita,”tuturnya. (Purel/YPT)