Sebagai
manusia yang dalam kesehariannya mempunyai banyak aktivitas tentu sangat
direpotkan manakala harus meninggalkan rumah salah satu diantaranya bagi merek
khususnya yang mempunyai hobby menanam tanaman baik bunga maupun tanaman lain
tentu sangat disayangkan manakala harus meninggalkan hobbynya, karena terkait
perawatan dan waktu penyiraman dan kekhawatiran terbengkelai dan mengakibatkan
rusak dan mati. Selain itu pula kondisi cuaca yang seringkali berubah yang
mempengaruhi kesuburan tanaman.
Perawatan tanaman yang baik adalah tanah harus
mempunyai kelembabn yang tepat, karena tanah yang terlalu lembab maupun kering
akan mempengaruhi ertumuhan suatu tanaman. Sehingga perlu adanya suatu alat
yang mampu memberi solusi dari permasalahan manusia modern masa kini yaitu
adanya alat penyiraman otomatis untuk membantu perawatan tanaman.
Melalui pengamatan inilah maka
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika (ST3) Telkom Purwokerto baru-baru ini
tengah mengembangkan alat sensor hujan dan sensor kelembaban tanah pada alat
penyiram tanaman otomatis oleh Zakka
Faqihul Umam, mahasiswa Diploma
III Teknik Telekomunikasi.
Cara Kerja
Alat ini didukung dengan beberapa komponen
seperti Arduino Uno, real Time Clock, Liquid Crystal Display, sensor kelembaban
tanah, dan sensr hujan, GSM Shield serta Relay yang terhubung ke pompa air.
Alat penyiram tanaman otomatis ini bekerja dengan acuan sensor kelembaban tanah
dan sensor hujan, dimana sensor kelembaban tanah akan mendekati kelembaban pada
tanah tanaman. Jika kelembaban di bawah batas yang ditentukan, maka Arduino
sebagai pengendali akan mengaktifkan relay dan pompa air, sehingga penyiraman
tanaman akan berlangsung dan jika terjadi hujan, maka penyiraman akan tertunda.
Alat ini akan memberikan pemberitahuan pada LCD dan GSM Shield akan mengirimkan
pemberitahuan dalam bentuk SMS yang berisi waktu dan status penyiraman sukses
atau tertunda kepada nomor ang dituju.
Kelembaban ini akan terbaca oleh sensor
kelembaban tanah LM 393 yang telah terkoneksi dengan Arduino dengan mikropengendali
Atmega 328P. Apabila kelembaban dibawah 80% maka sistem akan menyalakan pompa
untuk melakukan penyiraman otomatis, yang kemudian laporan status penyiraman
akan dikirim ke nomor yang diuju, dari hasil pengujian sensor apabila
mendeteksi kelembaban, maka nila ADC yang keluar semakin kecil dan sebaliknya
apabila tidak mendeteksi kelembaban, maka nilai ADC akan semakin besar.
“Alat ini masih berupa prototipe dan masih
bisa dikembangkan, semoga kedepan bisa terus dikembangkan serta dipatenkan,”
ujar Danny selaku kabag LPPM St3 Telkom. (Ikoh/ST3 Telkom Purwokerto)